Surga atau kadang dibaca sorga adalah sebuah tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai lokasi berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Svarga.
Dalam kitab suci agama Islam, Qur'an. Banyak bercerita tentang sebuah kehidupan setelah mati di surga untuk orang yang selalu berbuat baik. Surga itu sendiri sering di jelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar-Ra'du 13:35:
“ | Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (Ar-Ra'du 13:35) | ” |
Setiap muslim percaya bahwa semua manusia dilahirkan suci. Dalam Islam pula, jika ada seorang bocah yang mati, maka secara otomatis akan pergi ke surga, tanpa memedulikan agama kedua orang tuanya.
(lansiran vivanews.com) Namun hal yang berbeda di tuturkan oleh fisikawan terkenal Stephen Hawking yang menilai
Surga adalah dongeng untuk orang yang takut pada gelap, kata fisikawan terkemuka Inggris Stephen Hawking dalam satu wawancara seperti dikutip Reuters.
Hawking (69) pernah disangka bakal meninggal dalam beberapa tahun setelah didiagnosis mengalami penyakit syaraf motorik degeneratif pada usia 21, namun menjadi salah satu ilmuwan paling terkenal di dunia setelah publikasi karyanya pada 1988 "A Brief History of Time."
"Saya hidup dengan prospek kematian dini selama 49 tahun terakhir. Saya tak takut mati, tapi saya tidak ingin buru-buru mati. Saya ingin lebih dulu melakukan banyak hal," katanya kepada koran the Guardian.
"Saya memandang otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja ketika komponen-komponennya rusak. Tak ada surga atau kehidupan setelah mati bagi komputer yang mati; itu adalah dongeng untuk orang yang takut gelap."
Saat ditanya bagaimanakah kita seharusnya hidup, dia menjawab, "Kita mesti mencari nilai tertinggi dari tindakan kita."
Hawking meluangkan diwawancara menjelang pertemuan Google Zeitgeist di London di mana dia akan bergabung dengan para pembicara ternama lainnya termasuk Menteri Keuangan Inggris George Osborne dan pemenang Hadiah Nobel ekonom Joseph Stiglitz.
Demi mengantarkan pertanyaan "Mengapa kita di sini?" (Why are we here?), Hawking akan memperdebatkan fluktuasi-flutkuasi kuantum kecil di awal alam semesta menaburkan bibit kehidupan manusia.
Mantan profesor matematika pada Universitas Cambridge yang juga disandang fisikawan dan matematikawan besar Isaac Newton, terkenal suka menyampaikan pernyataan-pernyataan kritis terhadap agama.
Bukunya yang diterbitkan pada 2010 "The Grand Design" telah memicu reaksi keras kalangan agamawan, termasuk Rabbi Lord Sacks, karena dia mengatakan tidak perlu ada kekuatan ilahi untuk menjelaskan pembentukan alam semesta.
Sebagai akibat dari penyakit lumpuhnya yang tak tersembuhkan, Hawking hanya bisa berbicara dengan bantuan alat pensintesa suara dan nyaris benar-benar lumpuh.
Dia diberitakan mengalami masalah serius pada 2009 manakala dilarikan ke rumah sakit setelah jatuh sakit usai mengajar di Amerika Serikat, namun setelah itu dia kembali ke Universitas Cambridge untuk menjadi direktur riset.
0 comments:
Post a Comment
Berita Terkait: