Aksi Densus 88 memang membuat bangga Rakyat Indonesia, Densus 88 dianggap selalu sukses dalam penggerebekan teroris, telah banyak teroris yang ditangkap bahkan ditembak mati oleh densus 88. Mungkin inilah yang mengilhami densus 26 Anti NII di bentuk. Bedanya densus 88 beraksi dengan senjata militer dan menyerang, sedangkan Densus 26 menggunakan ilmu agama yang dipelajari dan mereka tidak akan menyerang layaknya Densus 88, mereka menyebarkan ajaran Islam yang damai dengan cara yang telah dianjurkan Rasulallah. yaitu dengan cara damai dan dakwah, Kebanyakan dari mereka adalah para Da'i dan Da'iah. Mereka akan menyebarkan Islam anti radikal.
Berikut lansiran Vivanews : Kaum Nahdliyin di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membentuk Detasemen Khusus (Densus) 26 antigerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan Islam radikal. Sebab, ajaran kelompok-kelompok tersebut dikhawatirkan justru akan semakin memojokkan umat Islam.
"Pasukan detasemen itu akan meluruskan ajaran dan gerakan Islam yang menyimpang dan gerakan radikal yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia," kata Umaruddin Masdar, penggagas Densus 26 di Bantul, Minggu, 15 Mei 2011.
Menurut Umaruddin, pasukan Densus 26 tersebut, tidak akan menggunakan atribut militer dan senjata. Sebab, mereka beranggotakan para dai/daiah atau juru kutbah, serta para kiai di masjid-masjid. "Tidak ada seragam khusus. Mereka justru berpakaian ala santri dan kiai, serta berpakaian layaknya orang biasa," ujarnya.
Dia menambahkan, dalam melaksanakan tugasnya, detasemen ini bersenjatakan ilmu agama melalui pengajian dan kitab-kitab fiqih dan kitab agama Islam yang sering dibaca di pesantren tradisional maupun modern. "Kami tidak akan menyerang, namun akan meluruskan ajaran-ajaran Islam yang menyimpang dengan pengajian dan kitab-kitab fiqih serta kitab agama Islam," kata Umaruddin.
Dibentuknya detasemen ini, kata Umaruddin, juga menjawab tudingan terhadap organisasi Nahdlatul Ulama yang menyiarkan Islam dengan jalur keislaman berbasis budaya lokal. "Target kami, para dai di seluruh Jawa bisa menjadi benteng radikalisme melalui Densus 26 ini," ujarnya. Share
0 comments:
Post a Comment
Berita Terkait: