Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan). Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar. (wikipedia)
Staf Ahli Menteri Pertahanan bidang Teknologi dan Industri, Timbul Siahaan, mengakui bahwa sistem pertahanan di Indonesia masih sangat kurang. Indonesia, katanya, masih memerlukan setidaknya 15 radar. Dengan demikian pada tahun 2025 Indonesia memiliki 32 radar.
"Radar yang sekarang saja sudah tua" kata Timbul dalam Seminar Radar Nasional di Jakarta, Kamis, 21 April 2011. Itu sebabnya, Departemen Pertahanan mengajak lembaga dan ilmuwan agar menyumbangkan hasil karya di bidang teknologi radar. Caranya antara lain dengan membuat radar baru dan memaksimalkan radar lama.
Pemerintah memang sedang mengembangkan prototip radar nasional dan sudah bisa diproduksi pada tahun 2014.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Laksamana Muda Sunaryo, memaparkan di Indonesia sudah ada 10 lokasi yang sudah terpasang radar. Antara lain, 3 buah radar berada di Sumatra, 4 terpasang di Jawa, 1 berada di Kalimantan, 1 di Sulawesi, dan 1 radar di Papua.
Sunaryo juga menyebutkan, ada sejumlah pembangunan Vessel Traffic Service (VTS) baru yang berlokasi di selat Malaka dan Singapura. Lokasi tersebut diantaranya berada di Tanjung Medang, Tanjung Parit, Pulau Hiyu Kecil, Pulau Takong Kecil, Batam dan Tanjung Berakit.
Sedangkan untuk perencanaan pembangunan VTS baru juga ada di beberapa wilayah di Indonesia. Diantaranya selat Malaka bagian utara ada 9, selat Sunda sebanyak 14 lokasi, dan di selat Lombok ada 6 lokasi.
INDRA, Radar Pertama Buatan Indonesia |
Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata mengatakan, pemerintah akan mengembangkan teknologi radar sebagai bagian revitalisasi sistem pendukung pertahanan Indonesia.
Dalam mengembangkan teknologi radar, pemerintah akan bekerjasama dengan swasta. "Kalau kita ingin kemandirian, kita kerja sama dengan swasta dan harus kita manfaatkan untuk kebutuhan bangsa" kata Suharna dalam Seminar Radar Nasional di Jakarta, Kamis, 21 April 2011.
Pemerintah, kata dia, juga telah memberikan dana kepada swasta. "Kami sudah berikan insentif kepada swasta," ujar menteri asal Partai Keadilan Sejahtera ini.
Ketika ditanya mengenai jumlah dana riset, Suharna mengaku belum mengetahui secara pasti. "Belum tahu betul, tapi kita sangat serius terhadap pertahanan kita," ucapnya.
Suharna mengaku Kemenristek akan konsisten dalam pengembangan radar. Termasuk pemberian insentif. Swasta pun diharapkan akan memberikan hasil kepada pemerintah. "Dana riset itu bukan hanya domain pemerintah, tapi kita bersama," tambahnya.
Tahun ini, Suharna mengatakan, kebutuhan dana riset hampir Rp 10 triliun. "Sudah cukup besar yang kita distribusikan. Tinggal sinergi nasional yang harus kita pikir," ujarnya. Dana pemerintah untuk pertahanan mencapai Rp 15 sampai 20 milyar, dan belum termasuk dari LIPI. "Dana (kebutuhan Rp 10 triliun) itu kan untuk radar saja," kata dia.
Dalam mengembangkan teknologi radar, pemerintah akan bekerjasama dengan swasta. "Kalau kita ingin kemandirian, kita kerja sama dengan swasta dan harus kita manfaatkan untuk kebutuhan bangsa" kata Suharna dalam Seminar Radar Nasional di Jakarta, Kamis, 21 April 2011.
Pemerintah, kata dia, juga telah memberikan dana kepada swasta. "Kami sudah berikan insentif kepada swasta," ujar menteri asal Partai Keadilan Sejahtera ini.
Ketika ditanya mengenai jumlah dana riset, Suharna mengaku belum mengetahui secara pasti. "Belum tahu betul, tapi kita sangat serius terhadap pertahanan kita," ucapnya.
Suharna mengaku Kemenristek akan konsisten dalam pengembangan radar. Termasuk pemberian insentif. Swasta pun diharapkan akan memberikan hasil kepada pemerintah. "Dana riset itu bukan hanya domain pemerintah, tapi kita bersama," tambahnya.
Tahun ini, Suharna mengatakan, kebutuhan dana riset hampir Rp 10 triliun. "Sudah cukup besar yang kita distribusikan. Tinggal sinergi nasional yang harus kita pikir," ujarnya. Dana pemerintah untuk pertahanan mencapai Rp 15 sampai 20 milyar, dan belum termasuk dari LIPI. "Dana (kebutuhan Rp 10 triliun) itu kan untuk radar saja," kata dia.
sumber : Vivanews
2 comments:
Radar pasti utk keamanan negara Indonesia,kalau bisa bergabung negara, Universitas, Swasta dan BUMN. Membentuk komunitas radar Indonesia guna memberikan panduan dlm pengadaan radar di Indonesia dan perakitan radar yg modern
Klo untuk mempercepat kemampuan membikin radar canggih sebaiknya kerjasama sama negara iran negara itu telah diakui radarnya tercanggih dan negaranya ga suka usil
Post a Comment
Berita Terkait: