Kutipan Goal.com (13 Nov 2009) tentang komentar PSSI terhadap Pemprov Aceh yang mengirimkan bakat muda sepakbola Aceh ke Paraguay tanpa melalui organisasi sepakbola tertinggi Indonesia yaitu PSSI. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyatakan, pihaknya menyayangkan keputusan Pemprov Aceh mengirimkan pemain mudanya ke Paraguay, untuk menimba ilmu sepakbola. Itu karena pola dan arahnya tidak jelas, sehingga membuat hal ini tidak akan bermanfaat.
Dikatakan Nugraha, apa yang dilakukan Pemprov Aceh tidak salah. Hanya saja karena tidak melalui program yang jelas, sehingga bakal mubazir. Terlebih karena anak-anak berusia 16 tahun yang dikirim ke Amerika Latin itu dikabarkan tidak terurus.
Dikatakan Nugraha, apa yang dilakukan Pemprov Aceh tidak salah. Hanya saja karena tidak melalui program yang jelas, sehingga bakal mubazir. Terlebih karena anak-anak berusia 16 tahun yang dikirim ke Amerika Latin itu dikabarkan tidak terurus.
"Kami sudah tiga kali mendapat surat pemberitahuan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia yang ada di Argentina, tentang nasib para pemain muda Aceh yang terlantar di Paraguay. Ini patut disayangkan karena rencana yang begitu bagus berantakan," kata Nugraha ditemui GOAL.com di sekertariat PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (13/11).
Karena salah urus lanjutnya, apa yang dilakukan Pemrov Aceh akhirnya percuma dan hanya buang-buang waktu, uang, maupun tenaga. Sebab hasil dari proyek ini dipastikan tidak akan ada artinya. Maklum karena
Para pemain muda yang tadinya diharapkan bisa menjadi pemain handal sulit terwujud.Masih kata Nugraha, PSSI sebagai pemegang otoritas sepakbola nasional tidak bisa berbuat banyak, karena sejak awal tidak pernah dilibatkan. Pemprov Aceh langsung berhubungan dengan perantara, dan hanya sekedar memberitahukan kepada PSSI, jika mereka akan melakukan pengiriman pemain ke luar negeri.
"Sebetulnya, ketua umum (Nurdin Halid) sudah pernah melihat langsung kondisi para pemain muda asal Aceh tersebut. Katanya, cukup memprihatinkan. Tapi kami tidak bisa berbuat banyak, karena ini merupakan pekerjaan dari Pemprov Aceh. Selain itu, mereka pun tidak pernah meminta bantuan kepada kami," jelas Nugraha.
Ditambahkan, yang perlu dipertanyakan sekarang adalah, apa tujuan utama pengiriman pemain tersebut ke luar negeri. Kalau hanya untuk persiapan PON di Riau imbuhnya, tidak perlu harus buang-buang duit berlatih ke luar negeri. Lebih baik mendatangkan pelatih asing berkualitas.
"Sebetulnya, ketua umum (Nurdin Halid) sudah pernah melihat langsung kondisi para pemain muda asal Aceh tersebut. Katanya, cukup memprihatinkan. Tapi kami tidak bisa berbuat banyak, karena ini merupakan pekerjaan dari Pemprov Aceh. Selain itu, mereka pun tidak pernah meminta bantuan kepada kami," jelas Nugraha.
Ditambahkan, yang perlu dipertanyakan sekarang adalah, apa tujuan utama pengiriman pemain tersebut ke luar negeri. Kalau hanya untuk persiapan PON di Riau imbuhnya, tidak perlu harus buang-buang duit berlatih ke luar negeri. Lebih baik mendatangkan pelatih asing berkualitas.
Wahhh ternyata hasilnya beda dengan Prediksi PSSI, Buktinya baru-baru ini diberitakan 12 dari 18 pemain akan pulang kampung untuk memperkuat Tim sepakbola Aceh dan yang lainnya memperkuat klub Paraguay dan Argentina...!!
Lansiran Goal.com (30 April 2011). Salah satu klub yang mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI), Aceh United, mengaku bahwa mereka berkeinginan untuk merekrut pemain-pemain muda Aceh yang telah kembali ke Indonesia usai mengikuti program Paraguay.
"Kita berkeinginan untuk merekrut mereka, apalagi kami punya program pada kompetisi berikutnya tim Aceh United akan mengutamakan putra daerah," kata Presiden Aceh United M Zaini Yusuf.
Tetapi Aceh United tidak akan merekrut pemain-pemain tersebut untuk musim ini karena saat ini kompetisi sudah berjalan, sehingga tidak memungkinkan untuk mengontrak pemain baru.
Sebanyak 12 pemain dari 18 pemain asal Aceh telah kembali ke Indonesia setelah menimba ilmu di Paraguay selama tiga tahun. Sementara sisanya akan memperkuat klub-klub Paraguay dan Argentina dan dijadwalkan akan kembali ke tanah air pada bulan Oktober 2011.
Kabid Olahraga Dispora Aceh Nuzuli MS merincikan ke-12 pemain yang dibawa pulang, yaitu Satria Setiawan, Agam Rahmatillah, Sayuti, Zoel Fadli, Armiadi, Malem Budiman, Arief Hidayat, Hardiansyah, Gian Riandi Saputra, Foumi Syahreza, Feli Ariesta dan Zikrillah.
"Kita berkeinginan untuk merekrut mereka, apalagi kami punya program pada kompetisi berikutnya tim Aceh United akan mengutamakan putra daerah," kata Presiden Aceh United M Zaini Yusuf.
Tetapi Aceh United tidak akan merekrut pemain-pemain tersebut untuk musim ini karena saat ini kompetisi sudah berjalan, sehingga tidak memungkinkan untuk mengontrak pemain baru.
Sebanyak 12 pemain dari 18 pemain asal Aceh telah kembali ke Indonesia setelah menimba ilmu di Paraguay selama tiga tahun. Sementara sisanya akan memperkuat klub-klub Paraguay dan Argentina dan dijadwalkan akan kembali ke tanah air pada bulan Oktober 2011.
Kabid Olahraga Dispora Aceh Nuzuli MS merincikan ke-12 pemain yang dibawa pulang, yaitu Satria Setiawan, Agam Rahmatillah, Sayuti, Zoel Fadli, Armiadi, Malem Budiman, Arief Hidayat, Hardiansyah, Gian Riandi Saputra, Foumi Syahreza, Feli Ariesta dan Zikrillah.
Sumber : Goal.com
0 comments:
Post a Comment
Berita Terkait: